Welcome to La Pago ★ Heart of Papua ★ Voice of the Free Papua Central Highlands Region of Papua ★ Perjuangan Melawan Antara Tipu dan Benar, Benar Melawan Tipu".
Headlines News :
Home » , , , , , » Pidato 1 Desembe 2016 “Dari pasifik kita melangkah kedunia Internasional”

Pidato 1 Desembe 2016 “Dari pasifik kita melangkah kedunia Internasional”

Pidato 1 Desembe 2016 “Dari pasifik kita melangkah kedunia Internasional”
Papua……Merdeka Merdeka Merdeka…!!! 

Seluruh rakyat bangsa Papua Barat yang tersebar di seluruh dunia,  dan di West Papua, yang merakayakan 1 Desember 2016 . Saya atas nama pribadi dan keluarga serta seluruh pengurus United Liberation Movement for West Papua | ulmwp baik yang diluar negeri maupun di tanah air saya hendak menyambut dengan salam khas west papua yang kini popular di seluruh dunia, waa….waa… waaa….. waaaa. 
Hari ini, sebagaimana biasa setiap tanggal 1 December kita berkumpul untuk rayakan peristiwa yang terjadi 54 tahun lalu di Holandia Baru. Yakni saat bendera bintang kejora di kibarkan untuk pertama kali dan lagu kebangsaan Hai Tanahku Papua dinyanyikan serta symbol nasional lainya seperti nama bangsa dengan wilayahnya di umumkan. Peristiwa ini dilihat pula sebagai saat lahirnya sebuah bangsa baru bernama Papua Barat. Tentu saja pandangan demikian itu ada benarnya, karena kalau saja Belanda dan bangsa barat tidak menghianati apa yang merekawartakan, Bangsa Papua semestinya merupakan Negara pertama yang merdeka dari berbagai colonial eropa yang menguasai bangsa bangsa di wilayah Melanesia, Polinesia dan Micronesia. 
Sayang, sejarah berputar kearah yang berbeda. Negara Kolonial Belanda keluar dengan watak aslinya sebagai bangsa pedagang, mereka sama sekali tidak perdulikan dengan nasib dan masa depan bangsa Papua. Mereka sama sekali tidak melibatkan pemimpin resmi bangsa Papua yang sudah mereka siapkan selama kurang lebih 10 tahun sebelumnya. Belanda dan Amerika sama sekongkol untuk jual bangsa Papua kepada colonial baru bernama Indonesia melalui perjanyian New York yang di tandatangani di markasbesar PBB di kota New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Perjanjian ini merupakan lebih dari sebuah transaksi perbudakkan.  Karena yang di jual adalah bukan saja kebebasan dari 1025 orang yang di ditodong dengan moncong senjata melainkan yang mereka perdagangkan adalah nasib dan masa depan sebuah bangsa: bangsa Papua. Sebagai imbalannya, Belanda menik mati keuntugan ekonomi dari berbagai perdagangan hingga hari ini dan Indonesia membayar Amerika dengan menyerahkan gunung emas Nemang kawi dari tanah papua yang di tambang oleh perusahaan raksasa Freeport Mac MoRan. 
Saudara saudari rakyat bangsa Papua yang saya hormati. Setiap kali kita memandang bintang kejora dalam apapun bentuknya senantiasa memperkuat sentiment kebangsaan kita. Setiap kali kita menyanyikan lagu Hai TanahkuPapua, membakar rasa cinta akan tanahair kita, Tanah Papua.  Semua itu merupakan darah yang mengalir dalam diri setiap anak negeri yang terus bahu membahahu berupaya mewujudkan negara Papua Barat. Kemerdekaan itu diperjuangkan silih berganti oleh berbagai kepemimpinan nasional melalui aneka wadah nasional yang diawali oleh Komite Nasional Papua Barat (1961), Kongres Rakyat Papua II (2000) hingga United Liberation Movement for West Papua (2014). 
Sekali lagi kalau dalam Kongres Papua I menghasilkan symbol symbol nasional maka dalam kongres Papua kedua, rakyat papua melalui resolusinya memutuskan bahwa sejarah integrasi Papua kedalam wilayah Republik Indonesia di luruskan. Yakni bahwa(aa) rakyat Papua Barat adalah berdaulat sebagai sebuah bang sasejak 1 Desember 1961, bahwa (bb) rakyat bangsa Papua menolak perjanjian new York baik dari sisi moral maupun hukum karena di susun tanpa melibatkan perwakilan bangsa papua dan bahwa (cc) rakyat bangsa Papua melaluiKongres II menolak hasil pepera (hak penentuan nasib sendiri) karena di laksanakan secara paksa, penuh intimidasi dan pembunuhan secara sadis, disertai aneka kejahatan militer dan berbagai macam perilaku tidak bermoral yang bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Dan karena itu melalui Kongres II ini rakyat bangsa Papua menuntut PBB untuk membatalkan resolusi 2504, 19 November 1969.  
Dalam perjalanan sejarah bangsa Papua yang demikianini, ULMWP sadar akan tugasnya dalam mewujudkan kedaulatan bangsa. Tantangannya adalah bagaimana bisa memastikandukungan dari (paling tidak) 1 per tiga jumlah anggota Negara Anggota PBB. Untuk itu, ULMWP merobah pola diplomasi, tidak seperti di tahun 60an dan sesudahnya yakni lobbynya tidak lagi bertolak dari Papua kedunia barat dan Africa. ULMWP focuskan dukungan dari Negara negara di kawasan Pasifik. Dalam dua tahun pertama, ULMWP memperkuat basis dukungan di seluruh kawasan ini melalui jaringan adat, NGO, Gerejaa dan kalangan terdidik serta politisi. Secara kelembagaan, ULMWP menjadi anggota oberserver dan kini dalam proses menjadi anggota penuh MSG. Dalam tahun kedua dukungan itu meningkat dari wilayah Melanesia kepada polinesia dan Micronesia melalui wadah baru bernama Pasifik Island Coalition on West Papua atau PICWP yang dibentuk atas inisiative dari Perdana Menteri Solomon Island, Manase Sogovare yang juga adalahKetua MSG.  
Dari sisi dukungan politik, Lobby ULMWP berhasil memasukan masalah Papua menjadi salah satu masalah utama di kawasan pasifik. Dalam siding tahunan(2015) Negara NegaraAnggota Forum Pasifik |PIF memutuskan untuk mengirim tim pencari fakta kepapua. Indonesia menolak dan keputusan ini tidak bisa di wujudkan tetapi secara politik kita menang. Dalam sidang tahun ini (2016) pimpinan Negara anggota PIF dalam Komuni ke kembali memutuskan bahwa masalah papua akan selalu menjadi agenda pimpinan dalam setiap pertemuan tahunan. Selain itu, tidak kurang dari 7 Negara bersama sama mengangkat masalah Papua. Isinya bukan saja mempersoalkan aneka masalah pelanggaran hakasasi Manusia. Lebih dari pada itu mereka minta tanggung jawab PBB untuk intervensi termasuk menggugat tanggung jawab dalam membuka kembali menguji keabsahaan dari pada perjanjian new York and pelaksanaannya. Saudara saudari rakyat bangsa Papua. Kerja keras anggota ULMWP pun tidak hanya terbatas di kawasan pasifik tetapi juga terjadi di Indonesia. Rakyat Indonesi terutama di kalangan terdidik sudah mulai akui aneka kejahatan yang dilakukan pemerintah dan militer Indonesia terhadap rakyat papua barat. Lebih dari pada itu dalam minggu ini kita baru menyaksikan dideklarasikannya Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-West Papua). Gerakan rakyat Indonesia ini pun kini meningkat kepada dukungan terhadap hak bangsa Papua Barat untuk merdeka sebagai bangsa berdaulat. Sementara itu, rakyat berbagai kelompok orang Papua di Belanda pun bangkit untuk menuntut dalamsebuah gugatan hokum tanggung jawab Belanda yang lalai dalam melindungi kepentingan rakyat Papua. Dalam proses gugatan secara hukumtersebut, sejak awal melakukan konsultasi dengan United Liberation Movement for West Papua. Dan akhirnya perlu dipahami bahwa kebangkitan Negara negara di pasifik ini membuat tidak sedikit Negara anggota PBB dari berbagai belahan bumi lainnya yang terpukau dan mengikuti secara serius setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia dan Papua. 
Kita patut bersyukur dan berterimakasih kepadaTuhan atas semua kemajuan diatas. Karena semua terjadi sebagai buah dari kasih karuniaNya. Selain itu, dibalik kemajuan diatas kini kita dihadapkan pada tantangan yang semakin hari semakin berat. Karena itu ULMWP memerlukan dukungan doa dan dana dalam menunjang aneka lobby politik di berbagai belahan bumi. Karena sejak bulan September 2016 focus lobby sudah bergeser dari Pasifik kepada dunia. Focus utama ULMWP bukan lagi semata mata memastikan keanggotaanya di MSG melainkan bagaimana membentuk Kualisi Pendukung Papua Barat di berbagai belahan bumi lainnya. Dukungan ini bukan sekedar dalam bentuk sekali dua kali pernyataan politik tetapi dukungan yang konsisten termasuk ikut mencari dukungan anggota PBB lainnya. Semua orang Papua perlu bangkit untuk melobby dengan caranya sendiri di bergabai negara di dunia dari mana pun kita berada. Kasih tahu kepada mereka bahwa kami mohon suara dukungan mereka dalam ketika anggota PBB bersama sama membatalkan resolusi 2504 tahun 1969 dan membiarkan bangsa papua hidup berdaulat secara damai.
Allah Bangsa Papua dan leluhur moyang kita, seluruh darah dari pejuang terdahulu kita memberkati kita sekalian. 
Papua…..Merdeka Merdeka Merdeka…!!!   Secretary General of United Liberation Movement for West Papua -ULMWP Octovianus Mote      33 Nassau A33 Nassau Ave, 2ndfloor unit 87, Brooklyn, New York, 11222.  Phone: + 1 917 7203641.  Mobile: + 1 203 520 3055.  Email: tuarek61@gmail.com     
 photo aktifmenulis_zps397205a9.jpg
Share this post :