Welcome to La Pago ★ Heart of Papua ★ Voice of the Free Papua Central Highlands Region of Papua ★ Perjuangan Melawan Antara Tipu dan Benar, Benar Melawan Tipu".
Headlines News :
Home » » "Ayam Kampus" Dilabrak Anak Pejabat

"Ayam Kampus" Dilabrak Anak Pejabat


MALAM itu, sekira pukul 20.00 WIB, sebuah handphone berwarna putih berdering. Sang pemilik, seorang perempuan berparas cantik langsung mengangkatnya. Dia menjauhi kerumunan teman-temannya yang tengah asyik bercanda gurau.

Perempuan berkulit putih itu pun mengerutkan hadinya, sembari melihat ke arah alroji berwarna emas yang dipakainya. Setelah telefon genggam ditutup, dia pun izin meninggalkan teman-temannya untuk segera beranjak ke salah satu mal yang tak jauh dari kampusnya.

Setibanya di mal, dua seorang pria dengan dandanan rapih telah menunggunya. Dia langsung menyodorkan pipinya untuk sekedar cipika-cipiki. "Biasanya di telefon sama yang nyalurin saya. Terus saya ketemu sama klien. Kemudian perkenalan, yang penting kita supel aja," kata Nota (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswi yang menyambi sebagai "ayam kampus" saat berbincang dengan Okezone, belum lama ini.

Dia mengaku tak terlalu memilih soal kliennya. Baginya, yang terpenting adalah uang yang didapat dan barang yang diberi klien. Kata dia, itu cukup membuatnya bahagia. "Yang penting bisa beli ini itu. Jalan-jalan ke sana-kesini saja," terang mahasiswi berambut panjang ini.

Dia mengaku, kebanyakan pelanggannya adalah kalangan pengusaha muda, hingga pejabat. Namun mahasiswi bertubuh molek ini, enggan menyebutkan identitas pelanggan yang dimaksud

"Ya memang cukup beresiko, karena kita tahu kekuasaan pejabat dan pengusaha," kata dia.

Suka duka menjalani profesi ayam kampus pun sudah dirasakannya. Salah satu duka, menjadi ayam kampus, adalah saat kepergok dengan keluarga kliennya. "Pernah saat sedang kencan, kepergok sama anaknya. Anaknya melabrak saya, dan mereka ribut-ribut. Melihat itu saya langsung cabut saja," ungkapnya.

Nota mengungkapkan, selama ini keluarga dan teman-temannya, tidak mengetahui pekerjaan sambilannya itu. Nota hanya mengaku bekerja paruh waktu menawarkan produk barang, selepas kuliah usai. "Saya mengakunya sama teman dan keluarga jadi SPG. Karena banyak juga teman yang heran dengan pakaian, atau handphone yang saya miliki," terangnya.

Dia mengaku, jika uang telah cukup, dirinya akan berhenti menjalankan pekerjaannya. "Cita-cita saya punya pacar saja satu. Terus kerja, nikah punya anak," tutupnya. (ugo)
Share this post :