“Perayaan
HUT KNPB ke-6 Dikacaukan Oleh Pihak Kepolisian Gabungan TNI/POLRI”
![]() |
Masa Aksi KNPB di Papua |
Yogyakarta.
Timipotu News. Hari ini adalah
hari ulang tahun berdirinya Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang
ke enam. KNPB didirikan pada tahun 2008 dengan maksud untuk
mengakomodir semua aspirasi rakyat Papua dan melalui organisasi KNPB
akan menyuarakan termasuk hak politik Papua Merdeka yang selama ini
diperjuangkan oleh Orang Papua.
Dalam sebuah pernyataan
kepada media lokal, Sekretaris Jenderal KNPB, Ones Suhuniap
mengatakan, ulang tahun akan diadakan di seluruh Papua Barat, Sorong
ke Merauke dalam bentuk aksi demonstran.
Perayaan HUT KNPB dalam
bentuk demonstran ini semuanya tidak berjalan mulus, ada beberapa
wilayah yang dapat dibuburkan oleh pihak keamanan Indonesia.
Sesuai dengan berita di
beberapa media lokal mengatakan, Khusus Kota Timika HUT berjalan
lancar karena mereka hanya melakukan mimbar bebas dan selanjutnya
dibawah dalam renungan ibadah di depan kantor KNPB yang terletak di
tengah kota Timika-Papua.
Namun, ada beberapa
wilayah kembali terjadi kekerasan militer yang menyebabkan
penangkapan terhadap masyarakat Papua yang ikut merayakan HUT KNPB
tersebut.
Peristiwa
di Kabupaten Dogiyai
Sesuai dengan data yang
dihimpun dari berbagai sumber, HUT KNPB yang dirayakan di Kabupaten
Dogiyai dapat berakhir dengan penangkapan serta pertumpahan darah
manusia. Hal ini terjadi saat masyarakat Dogiyai merayakan HUT dan
pihak keamanan gabungan TNI/POLRI datang mengacaukan. Melihat reaksi
pihak keamanan yang tidak ber-etika itu, masyarakat tidak bisa
menahan emosi. Akhirnya terjadi perlawanan adu mulut.
Pada akhirnya, pihak
polisi mencari solusi primitif dengan tindakan kekerasan yang
menembak salah satu anggota KNPB marga Pigai. Sementara itu, sembilan
orang lainya masih berada dalam tahanan polisi.
Sesuai dengan update
informasi, mereka yang ditahan itu adalah enam orang perempuan dan
empat orang laki-laki. Untuk sementara belum ada nama indentitas
lengkap yang dapat dilaporkan. Namun, empat orang laki-laki adalah,
Yupinus Dogomo, Eneas Anouw, marga Edowai, marga Pigai yang
saat ini menjabat sebagai ketua KNPB Kamu Utara. Sementara yang enam
orang perempuan belum ada identitas jelas.
Melihat
situasi seperti itu, masyarakat Dogiyai sedang mengalami kepanikan.
Sesuai dengan berita melalui via telepon, masyarakat mengatakan;
sampai saat ini pihak polisi bersama TNI/POLRI sedang mengejar
masyarakat yang terlibat dalam HUT KNPB yang digelar tadi pagi. Kami
sangat merasa ketakutan melihat polisi yang lewat di depan rumah,
apabila mereka mengeluarkan peluruh tembakan. Kami sangat takut
mendengar bunyi tembakan. Demikian laporan masyarakat dari Dogiyai.
Peristiwa
Kabupaten Nabire
Semua
masyarakat Papua melalui KNPB ikut merayakan HUTnya dengan begitu
meriah. Hal ini ditandai dengan kehadiran masyarakat Papua yang
berjumlah ratusan Jiwa. Namun demikian, sementara HUT dirayakan
dengan baik, pihak kepolisian gabungan TNI/POLRI yang lengkap dengan
alat-alat perang itu datang mengacaukan situasi dengan tindakan
kekerasan yang berujung pada penangkapan masa.
Polisi
tidak hanya membubarkan masa demonstran dalam rangka merayakan HUT
KNPB yang ke-6 secara paksa, namun polisi juga melakukan penangkapan
terhadap para aktifis KNPB dan parlemen yang berkedudukan wilayah
Nabire.
Sesuai
dengan informasi yang dihimpun dari beberapa sumber, 13 anggota KNPB
ditangkap oleh polisi. Berikut ini adalah nama-nama yang dapat
ditangkap:
- Sadrak Kudiai, Ketua KNPB Nabire
- Alex Pigai, Sekertaris KNPB Nabire
- Yafet Keiyai, PRDN
- Agus Tebai, Kepala Komisariat Diplomasi
- Mekii Kadepa, Anggota KNPB Nabire
- Kristina Yeimo, Anggota KNPB Nabire
- Hans Edowai, Anggota KNPB Nabire
- Stevanus Edowai, Anggota KNPB Nabire
- Elia Tebai, Anggota KNPB Nabire
- Natan Pigai, Anggota KNPB Nabire
- Niko Mote, Anggota KNPB Nabire
- Albian Kadepa, Anggota KNPB Nabire
- Deserius Goo, Aktivis
Selama
ini Pemerintah Indonesia mengstigmasisasi sebagai gerakan separatis
terhadap KNPB. Stigma tersebut, sebenarnya tidak rasional. KNPB lahir
bukan karena adanya separatis tapi karena sejarah bangsa Papua yang
selama ini dibungkam oleh pemerintahan kolonial Indonesia. Untuk
mengatakan sejarah yang sebenarnya bahwa Papua sudah merdeka pada
tahun 1 Desember 1961, maka Organisasi-organisasi Gerakan perjuangan
termasuk KNPB ini hadir di tengah-tengah masyarakat dan pemerintah
Indonesia. Oleh sebab itu, anggota KNPB bukan separatis atau teroris
yang mudah ditangkap oleh pemerintah kolonial. (Bidaipouga Mote)
Reporter
Of Timipotu News
Int.
Bidaipouga Mote