Kapal Dakwah AFKN Papua Gegerkan Aktivis Gereja
Beberapa waktu lalu (18/7), Badan
Wakaf Al Qur’an (BWA) baru saja melakukan serah terima kapal dakwah kepada AFKN
di Putri Duyung, Ancol, Jakarta . Hadir dalam acara tersebut, antara lain:
Ustadz Harry Moekti, Opick, Dr Bambang Sardjono dari Departemen Kesehatan, Dr
Kholiqurrahman Raus DAP (Ketua Dewan Pembina AFKN), Djuwono Banukisworo (Senior
Vice President BNI Syariah), Ustadz Ihsan Salam (Direktur BWA).
Kapal Dakwah
yang dinamakan AFKN Khilafah I itu berasal dari donatur umat Islam. Uang yang
terkumpul tersebut dikoordinir oleh BWA melalui kegiatan penggalanan dana yang
diberi tajuk “Papua Muslim Care”
di Balai Kartini, Jakarta (9/1). Dana yang terkumpul pada malam itu, cukup
fantastis, yakni, mencapai Rp 2 Milyar.
Selain kapal
dakwah, BWA juga mengajak para donator untuk berkomitmen dalam program
wakaf khusus, dalam pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di
pedalaman Papua, rencananya akan ditempatkan di Kaimana. Ini merupakan program
jangka panjang untuk Muslim Papua.
Kapal laut
dakwah untuk Muslim Papua itu sendiri dibeli seharga Rp 600 juta. Kapal yang
memiliki panjang 13,5 m dan lebar 3,3 meter ini mampu menampung 20 penumpang
dan beban seberat 10 ton, juga dilengkapi standar keselamatan seperti rakit
penyelamat, ringboy, karet pelampung serta alat komunikasi. Mengingat, perairan
di Papua sangat luas, maka masalah transportasi menjadi sangat penting sebagai
sarana dakwah.
Jika
sebelumnya, AFKN harus menyewa kapal dengan biaya yang sangat mahal, belum lagi
bahan bakarnya. Per liter bisa dikenakan Rp 23 ribu. “Terkadang, kita harus
berhari-hari mengarungi laut dengan perahu. Jika menyewa boat, biaya pun habis
untuk bahan bakar. Padahal, amanah berupa sedekah dari umat Islam dari berbagai
daerah di Indonesia melalui AFKN harus disampaikan untuk Muslim Papua yang ada
di pedalaman,” tutur Ustadz Fadzlan.