Welcome to La Pago ★ Heart of Papua ★ Voice of the Free Papua Central Highlands Region of Papua ★ Perjuangan Melawan Antara Tipu dan Benar, Benar Melawan Tipu".
Headlines News :

Pemaksaan Masuk Islam – Dahulu dan Sekarang

Sebagaimana yang terus menerus terjadi di sepanjang sejarah, orang-orang Muslim hari ini secara reguler “mengundang” orang-orang Kristen untuk masuk Islam, seringkali dengan mempresentasikan Islam sebagai satu-satunya penyembuh atas penderitaan yang mereka alami – yaitu penderitaan yang terjadi karena ulah orang-orang Muslim itu sendiri. 
Para pemrotes orang Kristen Palestina yang meratapi kekasih-kekasih mereka yang telah diculik serta dipaksa masuk Islam

Oleh Raymond Ibrahim pada 16 Mei 16, 2013 dalam Islam, Muslim Persecution of Christians

Sejarah hilangnya orang-orang Kristen yang dipaksa masuk Islam – atau mati – muncul kembali, baik secara figuratif maupun literal. Menurut laporan BBC: Paus Francis telah mengumumkan orang-orang suci pertama dari pontifikasinya dalam sebuah upacara (minggu lalu) yang dilangsungkan di Vatikan – sebuah daftar memasukkan nama-nama 800 korban kejahatan keji yang dilakukan oleh pasukan Ottoman di tahun 1480. Leher mereka dipenggal di kota Otranto di sebelah selatan Italia setelah menolak untuk memeluk Islam.”

BBC menambahkan: “Para martir Otranto adalah 813 orang Italia yang dipenggal lehernya karena menolak seruan yang disampaikan oleh para penginvasi Turki agar mereka menyangkali iman Kristiani mereka. Pasukan Turki ini dikirim oleh Mohammed II, yang pada saat itu telah menduduki wilayah “Roma Kedua” yaitu Konstantinopel.

Teks-teks sejarah disepanjang abad dipenuhi dengan anekdot-anekdot yang mirip, termasuk “60 orang martir Gaza,” yaitu para tentara Kristen yang dieksekusi karena menolak untuk memeluk Islam selama 7 abad invasi Islam terhadap Yerusalem. 7 abad kemudian, selama invasi Islam Georgia, orang-orang Kristen yang menolak untuk memeluk Islam dipaksa masuk ke dalam gedung gereja yang kemudian dikunci dan dibakar. Witnesses for Christ mencatat 200 peristiwa pembunuhan terhadap orang-orang Kristen – termasuk beberapa orang Kristen yang dibakar hidup-hidup, dilemparkan ke atas tombak besi, dimutilasi, dirajam, ditikam, ditembak mati, ditenggelamkan, disalibkan dan berbagai cara eksekusi lainnya – karena telah menolak Islam. 

Jika sejarah berguncang, faktanya adalah, hari ini, pria, wanita dan anak-anak Kristen masih tetap dipaksa masuk Islam. Paus Francis menyinggung penderitaan mereka saat pelaksaan seremonial: “Saat kita memperingati para martir Otranto, marilah kita memohon agar Tuhan meneguhkan banyak dari orang Kristen yang, pada hari-hari ini dan di banyak bagian dunia, masih mengalami penganiayaan, dan agar Tuhan memberikan pada mereka keberanian dan iman untuk merespon kejahatan dengan kebaikan.”

Perhatikanlah beberapa catatan terkini:
Di Pakistan, seorang “Kristen yang saleh” dicincang oleh beberapa laki-laki Muslim “menggunakan kampak (ketika diautopsi ditemukan 24 bekas sabetan kampak) karena ia telah menolak untuk memeluk Islam.” Dua orang pria Kristen lainnya ketika pulang dari gereja diserang oleh enam orang Muslim yang berusaha memaksa mereka untuk memeluk Islam, tetapi “kedua orang Kristen ini menolak untuk meninggalkan Kristen.” Kemudian orang-orang Muslim itu memukuli mereka dengan sadis, berteriak-teriak supaya mereka berpaling ke Islam atau siap-siap mati. Kedua orang Kristen itu kemudian jatuh pingsan, dan orang-orang Muslim muda yang memukuli mereka berasumsi bahwa mereka telah membunuh kedua orang itu.”

Di Bangladesh, 300 anak-anak Kristen telah diculik di tahun 2012 dan dijual ke pondok-pondok pesantren, dimana “para imam telah memaksa mereka untuk menyangkali Kekristenan.” Kemudian anak-anak itu dipukuli dan dipaksa masuk Islam. Setelah indoktrinasi sepenuhnya, kepada mereka ditanyakan apakah mereka “siap untuk memberi hidup mereka untuk Islam,” yaitu dengan menjadi para pelaku bom bunuh diri. (Di sini bisa kita lihat pola-pola yang tak lagi bisa disangkali, yang terjadi di sepanjang sejarah: selama berabad-abad, anak-anak Kristen diambil secara paksa, dipaksa masuk Islam dan diindoktrinasikan dalam Islam, dilatih untuk menjadi para jihadis, kemudian dipisahkan dari keluarga-keluarga Kristen mereka. Hal seperti ini bisa kita temukan di masa kekuasaan Janisaris dan Mamlukh)

Pada tahun 2012 di Palestina, orang-orang Kristen di Gaza memprotes aksi “penculikan dan pemaksaan masuk Islam terhadap orang-orang Kristen”. Komunitas Kristen membunyikan lonceng gereja sambil menyerukan “dengan roh kami, dengan darah kami, kami akan mengorbankan diri kami kepadaMu, ya Yesus.”

Seperti yang terjadi di sepanjang sejarah, orang-orang Muslim hari ini secara reguler “mengundang” orang-orang Kristen kepada Islam, seringkali dengan mempresentasikan Islam sebagai satu-satunya penyembuh terhadap penderitaan mereka – yaitu penderitaan yang terjadi karena ulah orang-orang Muslim itu sendiri. 

Di Pakistan, satu pasangan Kristen ditangkap atas tuduhan palsu dan kemudian dipukuli dengan bengis oleh polisi. Sang isteri yang tengah hamil ‘dipukuli, ditendang dan ditinju wajahnya” sementara para interogatornya mengancam bahwa mereka akan membunuh bayinya. Seorang polisi menawarkan akan membatalkan tuntutan jika sang suami bersedia “menyangkali iman Kristianinya dan memeluk Islam,” tetapi sang suami menolak.  

Di Uzbekistan, seorang wanita Kristen usia 26 tahun, yang sejak muda telah lumpuh sebagian tubuhnya, serta ibunya yang sudah tua, secara brutal diserang oleh orang-orang yang menyerbu masuk ke dalam rumah mereka. Kemudian orang-orang itu melecehkan “ikon-ikon, Alkitab, kalender religius dan buku-buku doa.” Di kantor polisi, Perempuan yang cacat itu “ditawarkan untuk masuk Islam.” Ia menolak dan kemudian hakim “memutuskan bahwa kedua wanita itu telah melawan polisi dan telah menyimpan benda-benda religius yang terlarang di rumah mereka, serta melakukan aktifitas-aktifitas misionaris. Hakim mendenda mereka dengan masing-masing sebesar 20 bulan gaji. 

Di Sudan, orang Muslim menculik seorang gadis usia 15 tahun; kemudian gadis ini diperkosa, dipukuli dan dipaksa masuk Islam. Ketika ibunya pergi melaporkan kasus ini ke polisi, petugas polisi Muslim yang tergabung dalam “Unit Perlindungan Keluarga dan Anak” mengatakan kepadanya: “Engkau harus berpaling ke Islam, jika engkau ingin anak gadismu kembali.”

Sesungguhnya, karena kaum perempuan Kristen adalah segmen paling lemah dalam masyarakat Islam, mereka menjadi target khusus untuk dipaksa masuk Islam. Tahun 2012, kongres Amerika mendengar kesaksian mengenai “meningkatnya penculikan, pemaksaan masuk Islam dan pemaksaan pernikahan terhadap perempuan-perempuan Koptik Kristen (ada 550 kasus hanya dalam 5 tahun terakhir). Kaum perempuan itu mengalami teror dan dimarginalkan setelah terbentuknya Mesir yang baru dibawah pemerintahan presiden Morsi. 

Dalam dokumen-dokumen di buku saya yang baru Crucified Again: Exposing Islam’s New War on Christians, di mana ada sejumlah besar orang-orang Muslim – baik di dunia Arab, Afrika, Asia bahkan di Barat – selalu ada orang-orang Kristen yang mengalami penganiayaan. Usaha pemaksaan masuk Islam bagaikan puncak gunung es, dan tentu saja ini bukanlah sebuah anomali sejarah.

Share this post :