Welcome to La Pago ★ Heart of Papua ★ Voice of the Free Papua Central Highlands Region of Papua ★ Perjuangan Melawan Antara Tipu dan Benar, Benar Melawan Tipu".
Headlines News :
Home » , » Peradaban Melanesia dan Perkembangan Cargo System di Papua Barat

Peradaban Melanesia dan Perkembangan Cargo System di Papua Barat

Peradaban Melanesia dan Perkembangan Cargo System di Papua Barat

Orang kulit putih datang ke Melanesia dan mengatakan bahwa rumah-rumah, makanan dan kerja kita tidak bagus. Mereka mengatakan bahwa kerja yang baik adalah kerja uang, hanya makanan toko yang baik, dan hanya rumah yag baik adalah rumah yang beratapakan seng. Namun ini tidak benar. Pekerjaan kebun adalah yang baik, bahan rumah tradisional itu sangat baik, dan makanan kampung itu bagus, makanan yang mengandung banyak protein. Dan bahan-bahan tersebut tiding membutuhkan ongkos uang. Jikalau kita mulai yakin bahwa barang-barang kita tidak baik dari barang – barang orang kulit putih, itu berarti kita mulai untuk percaya bahwa kita tidak baik dan orang kulit putihlah yang baik.

Barang-barang yang kita dapat dari rakyat kita itu bebas dan kita control sendiri. Sedangkan Barang- barang mewah yang berasal dari negara-negara lain membutuhkan nilai uang dan pastinya dikontrol orang kulit putih. Jika kita kehilangan kepercayaan akan barang-barang milik kita sendiri, maka kita akan membutuhkan uang untuk membeli barang-barang mewah yang didatangkan oleh orang kulit putih. Orang kulit putih menggunakan barang-barang mereka untuk membuat kita percaya perkembangan yang berasal dari mereka dan membuat kita tidak menetap pada perkembangan tradisional kita sendiri. Perkembangan masyarakat tradisional memberikan kekuasaan kepada kita akan tanah yang luas dan kita pekerjaan tetap. Namun jika kita tidak percaya akan perkembangan masyarakat kita sendiri dan kita yakini perkembangan orang kulit putih, kita akan kehilangan kekuasaan atas tanah dan kerja kita.  Jikalau ini terjadi maka orang kulit putih akan mengontrol tanah dan kerja kita.

Perkembangan dibawah control, semua masyarakat kita akan menikmati  hasil-hasil yang baik dari tanah dan kerja kita, tetapi bila dibawah perkembangan barang –barang mewah, barang-barang baik yang berasal dari tanah dan kerja kita akan dikontrol dan diserahkan ke orang-orang asing dan perusahaan-perusahaan mereka.

Dalam tradisi orang Melanesia, laki-laki dan perempuan sama derajatnya. Tetapi perkembangan orang kulit putih membuat laki-laki dan perempuan tidak sama derajatnya. Dalam perkembangan yang diturunkan oleh orang kulit putih, laki-laki yang pertama mendapat ruang . contoh, laki-laki yang diutamakan untuk bersekolah, berpolitik, dan yang pertama berbaur dangan perusahaan-perusahaan. Ruang perkembangan berbentuk segi tiga yang didalamnya keluarga itu sendiri dengan laki- laki yang diposisi atas.

Sebagai orang Melanesia kita harus percaya pribadi kita sendiri dan bangga akan rakyat dan tradisi kita. Kita harus mengerti bahwa rakyat Melanesia kita didesa berkembang dan terdidik. mereka memiliki pendidikan yang utuh dari kampung, yang memberikan ruang untuk memberikan makan diri mereka sendiri dengan baik dan memberikan hidup yang layak baik bagi mereka sendiri. Sebagai orang Melanesia, jangan menerima segala sesuatu yang disampaikan orang kulit putih kepada kita untuk dilakukan. Kita harus percaya terhadap diri kita sendiri dan kemampuan kita sendiri untuk membuat keputusan dan untuk memilih tingkah laku kita sendiri untuk berkembang.

Ada dua tipe pendidikan, pendidikan rakyat (masyarakat) dan pendidikan orang kulit putih (Pendidikan cargo). Pendidikan masyarakat adalah sistem pendidikan adat dari nenek moyang kita dan mendidik rakyat untuk hidup dan bekerja di kampung mereka. Pendidikan cargo yang didatangkan oleh orang kulit putih dan mengajar rakyat untuk menghidupkan dan bekerja didunia mereka, dimana orang akan tergantung pada uang dan barang-barang toko.

Orang-orang kulit putih mendatangkan pendidikan menurut budaya mereka kepada rakayat Melanesia untuk merubah pola pikir dan kehidupan kita. Mereka menginginkan kita untuk berpikir bahwa cara hidup orang Melanesia buruk, agar kita memberikan tanah milik kita kepada mereka kemudian kita bekerja untuk mereka.

Pendidikan masyarakat Melanesia, merangkul rakyat kita bersama dan membuat mereka lebih kuat. Pendidkan cargo merusak sebagian persatuan. Pendidikan rakyat mengajarkan mereka untuk berkebun, berburu, mencari ikan, dan untuk membangun perumahan. Pendidikan cargo mengajar rakyat bekerja untuk uang. Ketika mereka bekerja untuk uang, mereka tidak menyalurkan uang seperti mereka menyalurkan uang tidak sama seperti dikampung, mereka menjaga uang mereka untuk diri sendiri dan hanya untuk  keluarga dekat.

Pendidikan rakyat itu bebas, beda dengan pendidikan cargo yang membutuhkan uang. Pendidkan masyarakat menggunakan pemimpin kampong sebagai pendidik, dan materi local untuk pembelajaran. Sekolah orang kulit putih menggunakan buku petunjuk, ruang kelas yang permanen, perlengkapan, dan orang luar sebagai pengajar. Hal-hal tersebut membutuhkan ongkos uang.

Di Amerika, Austrlia, Eropa dan Jepang, pemeritah membayar semua keperluan pendidikan dan tidak ada biaya sekolah, namun orang tua di Melanesia membayar biaya-biaya sekolah. Biaya sekolah sama seperti pembayaran pajak dan orang kulit putih menggunakan biaya sekolah untuk memaksa orang tua Melanesia untuk menukarkan tanah dan tenaga  mereka untuk mendapatkan uang membayar biaya-biaya sekolah anak mereka.

Sekolah-sekolah orang kulit putihpun hanya belajar satu tipe pekerjaan, tetapi didalam sekolah tradisional, kita belajar untuk melakukan banyak tipe pekerjaan. Diuniversitas seseorang belajar hanya untuk bisa membuat satu hal saja. Pendidikan rakyat mengajar semua agar masyarakat tahu bagaimana untuk malakukan banyak hal yang berbeda—berkebun, berburuh, melaut, bangunan perumahan, membuat keranjang-keranjang atau bilums, masak, dan banyak hal yang lain. Di Eropa, Australia, jepang dan Amerika, anak-anak belajar membaca, menulis, dan semua mata pelajaran lain yang menggunakan bahasa mereka sendiri. Tatapi di Melanesia, sekolah mewah (orang kulit putih ) memaksa anak untuk membaca, menulis dan belajar bahasa Inggris,  perancis atau bahasa Indonesia. Bahasa-bahasa ini tidak dimengerti oleh anak-anak dan tentunya menjadi bingung dan kebanyakan tidak selesai sekolah. Dalam Sistem pendidikan rakyat kita gunakan bahasa kita sehingga setiap orang mengerti dan dapat belajar apa yang perlu untuk mereka pelajari. Jika kita menginginkan anak kita untuk belajar bahasa inggris, atau bahasa Indonesia, cara terbaik untuk melakukannya adalah mendidik mereka dengan menggunakan bahasa-bahasa local kita sendiri. Ketika anak belajar untuk menulis dan membaca dalam bahasa mereka lebih awal, maka kemudian mereka akan lebih muda untuk membaca dan menulis dalam menggunakan bahasa-bahasa yang lain. Kebanyakan para pelajar  yang berhasil di Melanesia saat-saat ini adalah yang belajar membaca dan menulis dalam bahasa mereka lebih dulu.

Pendidikan untuk setiap orang. Setip belajar apap yang mereka butu tahu untuk tinggal dalam sebuah kehhidupan yansg baik. Dalam system pendidikan orang asing, hanya bebrapa orang saja yang selesai sekolah. Dalam jangak waktu 6 tahun dan 10, para pelajar harus mengikuti ujian sehingga beberapa pelajar didorong untuk keluar dari sekolah karena tidak ada tempat yang cukup untuk masing-masing pelajar. Hanya 2 siswa yang tamat dari 10 yang megikuti ujian. Yang tidak selesai mereka merasa buruk dan nemikirkan diri sendiri sesuai dengan kekurangan mereka. Masyarakat yang selesai sekolah mereka berpikir bahwa mereka yang lebih baik dari yang lain. Di amerika, Australia, eropa dan jepan tidak ada istilah dipaksa untuk keluar dari sekolah sebelum sampai pada 10 atau 12 tahun tamat..

Pendidikan system cargo adalah system yang memusnahkan pendidikan rakyat. Dalam sekolah – sekolah, pelajar belajar tentang budaya-budaya orang kulit putih yang membuat mereka merasa bahwa budaya tradisi mereka  itu buruk. Sekolah-sekolah cargo mengajar masyarakat bahwa kehhidupan kota itu lebih baik daripada kehidupan dikampung sehingga mereka menolak pekerjaan dikampung dan mencari pekerjaan di kota, kemanakah mereka akan pergi? Kita harus gunakan ide-ide rakyat kita untuk mengontrol kehidupan kita, sementara kita membiarkan orang kulit putih untuk mengontrol kita, diseluruh Melanesia, ribuan masyarakt sudah lebih  mengontrol pendidikan mereka sendiri. Mereka sudah mengawali dari bahasa local sebelum terjun ke sekolah-sekolah dimana anak mereka belajar tentang bahasa  dan budaya mereka sendiri. Mereka juga sudah memulai persekolahan ketika masih mudah dan dewasa untuk menulis dan membaca, dan melakukan hal-hal lain yang akan membantu mereka untuk menghidupi kehidupan yang lebih baik.  

DBen.

Share this post :