Peradaban Melanesia dan Perkembangan Cargo System di Papua Barat
Orang kulit putih datang ke Melanesia dan mengatakan bahwa
rumah-rumah, makanan dan kerja kita tidak bagus. Mereka mengatakan bahwa
kerja yang baik adalah kerja uang, hanya makanan toko yang baik, dan
hanya rumah yag baik adalah rumah yang beratapakan seng. Namun ini tidak
benar. Pekerjaan kebun adalah yang baik, bahan rumah tradisional itu
sangat baik, dan makanan kampung itu bagus, makanan yang mengandung
banyak protein. Dan bahan-bahan tersebut tiding membutuhkan ongkos uang.
Jikalau kita mulai yakin bahwa barang-barang kita tidak baik dari
barang – barang orang kulit putih, itu berarti kita mulai untuk percaya
bahwa kita tidak baik dan orang kulit putihlah yang baik.
Barang-barang yang kita dapat dari rakyat kita itu bebas dan kita
control sendiri. Sedangkan Barang- barang mewah yang berasal dari
negara-negara lain membutuhkan nilai uang dan pastinya dikontrol orang
kulit putih. Jika kita kehilangan kepercayaan akan barang-barang milik
kita sendiri, maka kita akan membutuhkan uang untuk membeli
barang-barang mewah yang didatangkan oleh orang kulit putih. Orang kulit
putih menggunakan barang-barang mereka untuk membuat kita percaya
perkembangan yang berasal dari mereka dan membuat kita tidak menetap
pada perkembangan tradisional kita sendiri. Perkembangan masyarakat
tradisional memberikan kekuasaan kepada kita akan tanah yang luas dan
kita pekerjaan tetap. Namun jika kita tidak percaya akan perkembangan
masyarakat kita sendiri dan kita yakini perkembangan orang kulit putih,
kita akan kehilangan kekuasaan atas tanah dan kerja kita. Jikalau ini
terjadi maka orang kulit putih akan mengontrol tanah dan kerja kita.
Perkembangan dibawah control, semua masyarakat kita akan menikmati
hasil-hasil yang baik dari tanah dan kerja kita, tetapi bila dibawah
perkembangan barang –barang mewah, barang-barang baik yang berasal dari
tanah dan kerja kita akan dikontrol dan diserahkan ke orang-orang asing
dan perusahaan-perusahaan mereka.
Dalam tradisi orang Melanesia, laki-laki dan perempuan sama
derajatnya. Tetapi perkembangan orang kulit putih membuat laki-laki dan
perempuan tidak sama derajatnya. Dalam perkembangan yang diturunkan oleh
orang kulit putih, laki-laki yang pertama mendapat ruang . contoh,
laki-laki yang diutamakan untuk bersekolah, berpolitik, dan yang pertama
berbaur dangan perusahaan-perusahaan. Ruang perkembangan berbentuk segi
tiga yang didalamnya keluarga itu sendiri dengan laki- laki yang
diposisi atas.
Sebagai orang Melanesia kita harus percaya pribadi kita sendiri dan
bangga akan rakyat dan tradisi kita. Kita harus mengerti bahwa rakyat
Melanesia kita didesa berkembang dan terdidik. mereka memiliki
pendidikan yang utuh dari kampung, yang memberikan ruang untuk
memberikan makan diri mereka sendiri dengan baik dan memberikan hidup
yang layak baik bagi mereka sendiri. Sebagai orang Melanesia, jangan
menerima segala sesuatu yang disampaikan orang kulit putih kepada kita
untuk dilakukan. Kita harus percaya terhadap diri kita sendiri dan
kemampuan kita sendiri untuk membuat keputusan dan untuk memilih tingkah
laku kita sendiri untuk berkembang.
Ada dua tipe pendidikan, pendidikan rakyat (masyarakat) dan
pendidikan orang kulit putih (Pendidikan cargo). Pendidikan masyarakat
adalah sistem pendidikan adat dari nenek moyang kita dan mendidik rakyat
untuk hidup dan bekerja di kampung mereka. Pendidikan cargo yang
didatangkan oleh orang kulit putih dan mengajar rakyat untuk
menghidupkan dan bekerja didunia mereka, dimana orang akan tergantung
pada uang dan barang-barang toko.
Orang-orang kulit putih mendatangkan pendidikan menurut budaya mereka
kepada rakayat Melanesia untuk merubah pola pikir dan kehidupan kita.
Mereka menginginkan kita untuk berpikir bahwa cara hidup orang Melanesia
buruk, agar kita memberikan tanah milik kita kepada mereka kemudian
kita bekerja untuk mereka.
Pendidikan masyarakat Melanesia, merangkul rakyat kita bersama dan
membuat mereka lebih kuat. Pendidkan cargo merusak sebagian persatuan.
Pendidikan rakyat mengajarkan mereka untuk berkebun, berburu, mencari
ikan, dan untuk membangun perumahan. Pendidikan cargo mengajar rakyat
bekerja untuk uang. Ketika mereka bekerja untuk uang, mereka tidak
menyalurkan uang seperti mereka menyalurkan uang tidak sama seperti
dikampung, mereka menjaga uang mereka untuk diri sendiri dan hanya
untuk keluarga dekat.
Pendidikan rakyat itu bebas, beda dengan pendidikan cargo yang
membutuhkan uang. Pendidkan masyarakat menggunakan pemimpin kampong
sebagai pendidik, dan materi local untuk pembelajaran. Sekolah orang
kulit putih menggunakan buku petunjuk, ruang kelas yang permanen,
perlengkapan, dan orang luar sebagai pengajar. Hal-hal tersebut
membutuhkan ongkos uang.
Di Amerika, Austrlia, Eropa dan Jepang, pemeritah membayar semua
keperluan pendidikan dan tidak ada biaya sekolah, namun orang tua di
Melanesia membayar biaya-biaya sekolah. Biaya sekolah sama seperti
pembayaran pajak dan orang kulit putih menggunakan biaya sekolah untuk
memaksa orang tua Melanesia untuk menukarkan tanah dan tenaga mereka
untuk mendapatkan uang membayar biaya-biaya sekolah anak mereka.
Sekolah-sekolah orang kulit putihpun hanya belajar satu tipe
pekerjaan, tetapi didalam sekolah tradisional, kita belajar untuk
melakukan banyak tipe pekerjaan. Diuniversitas seseorang belajar hanya
untuk bisa membuat satu hal saja. Pendidikan rakyat mengajar semua agar
masyarakat tahu bagaimana untuk malakukan banyak hal yang
berbeda—berkebun, berburuh, melaut, bangunan perumahan, membuat
keranjang-keranjang atau bilums, masak, dan banyak hal yang lain. Di
Eropa, Australia, jepang dan Amerika, anak-anak belajar membaca,
menulis, dan semua mata pelajaran lain yang menggunakan bahasa mereka
sendiri. Tatapi di Melanesia, sekolah mewah (orang kulit putih ) memaksa
anak untuk membaca, menulis dan belajar bahasa Inggris, perancis atau
bahasa Indonesia. Bahasa-bahasa ini tidak dimengerti oleh anak-anak dan
tentunya menjadi bingung dan kebanyakan tidak selesai sekolah. Dalam
Sistem pendidikan rakyat kita gunakan bahasa kita sehingga setiap orang
mengerti dan dapat belajar apa yang perlu untuk mereka pelajari. Jika
kita menginginkan anak kita untuk belajar bahasa inggris, atau bahasa
Indonesia, cara terbaik untuk melakukannya adalah mendidik mereka dengan
menggunakan bahasa-bahasa local kita sendiri. Ketika anak belajar untuk
menulis dan membaca dalam bahasa mereka lebih awal, maka kemudian
mereka akan lebih muda untuk membaca dan menulis dalam menggunakan
bahasa-bahasa yang lain. Kebanyakan para pelajar yang berhasil di
Melanesia saat-saat ini adalah yang belajar membaca dan menulis dalam
bahasa mereka lebih dulu.
Pendidikan untuk setiap orang. Setip belajar apap yang mereka butu
tahu untuk tinggal dalam sebuah kehhidupan yansg baik. Dalam system
pendidikan orang asing, hanya bebrapa orang saja yang selesai sekolah.
Dalam jangak waktu 6 tahun dan 10, para pelajar harus mengikuti ujian
sehingga beberapa pelajar didorong untuk keluar dari sekolah karena
tidak ada tempat yang cukup untuk masing-masing pelajar. Hanya 2 siswa
yang tamat dari 10 yang megikuti ujian. Yang tidak selesai mereka merasa
buruk dan nemikirkan diri sendiri sesuai dengan kekurangan mereka.
Masyarakat yang selesai sekolah mereka berpikir bahwa mereka yang lebih
baik dari yang lain. Di amerika, Australia, eropa dan jepan tidak ada
istilah dipaksa untuk keluar dari sekolah sebelum sampai pada 10 atau 12
tahun tamat..
Pendidikan system cargo adalah system yang memusnahkan pendidikan
rakyat. Dalam sekolah – sekolah, pelajar belajar tentang budaya-budaya
orang kulit putih yang membuat mereka merasa bahwa budaya tradisi
mereka itu buruk. Sekolah-sekolah cargo mengajar masyarakat bahwa
kehhidupan kota itu lebih baik daripada kehidupan dikampung sehingga
mereka menolak pekerjaan dikampung dan mencari pekerjaan di kota,
kemanakah mereka akan pergi? Kita harus gunakan ide-ide rakyat kita
untuk mengontrol kehidupan kita, sementara kita membiarkan orang kulit
putih untuk mengontrol kita, diseluruh Melanesia, ribuan masyarakt sudah
lebih mengontrol pendidikan mereka sendiri. Mereka sudah mengawali
dari bahasa local sebelum terjun ke sekolah-sekolah dimana anak mereka
belajar tentang bahasa dan budaya mereka sendiri. Mereka juga sudah
memulai persekolahan ketika masih mudah dan dewasa untuk menulis dan
membaca, dan melakukan hal-hal lain yang akan membantu mereka untuk
menghidupi kehidupan yang lebih baik.
DBen.
DBen.