Tolak Pepera 1969: Ini yang Terjadi Saat Aksi Damai AMP Berlangsung di Yogyakarta
Saat terjadi aksi saling dorong-mendorong antara massa aksi dan aparat serta FKPM. Foto: MS
Yogyakarta, MAJALAH SELANGKAH -- Ratusan
massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite
Kota Yogyakarta, Semarang dan Solo menggelar aksi damai di titik Nol
Kilo Meter di Yogyakarta, Rabu (6/8/2014) dalam rangka menolak dan
memprotes hasil PEPERA 1969 yang dinilai cacat hukum dan penuh dengan
rekayasa.
Massa aksi mulai melakukan long march dari
Asrama Papua, Kamasan I Yogyakarta pukul 09.05 dengan tujuan akhir
titik nol atau nol kilo meter. Sekitar 500 meter dari Asrama Papua,
mahasiswa dihadang Polisi dan Ormas Forum Kemitraan Polisi Masyarakat
(FKPM), tepatnya di depan Taman Makam Pahlawan.
AMP Dihadang Polisi dan FKPM
Kepolisian
dari Polresta Yogyakarta dibantu FKPM menghadang aksi damai Aliansi
Mahasiswa Papua dan sempat memanas setelah negosiasi antara massa aksi
dan aparat keamanan menemui jalan buntu.
Massa
aksi meminta untuk membuka blokade yang dibangun karena tidak
menginginkan adanya kekerasan untuk menghargai demokrasi. Sebaliknya,
aparat keamanan serta FKPM bersikeras tidak mengijinkan aksi berlanjut
karena atribut poster, pakaian serta riasan bendera Bintang Kejora.
Negosiasi berjalan sekitar 20 menit, masing-masing memertahankan
keinginan, akhirnya massa aksi mendobrak blokade yang dibangun polisi
dan FKPM.
Saling
dorong-mendorong pun terjadi seketika. Polisi serta paksi Kraton tidak
mampu menahan gempuran dari massa aksi dan berhasil membuka blokade,
kericuhan tak terhindarkan beberapa menit. Beberapa mahasiswa kena bacokan pisau sangkur, pukulan serta tangan diinjak oleh aparat keamanan dan FKPM. Sementara dari pihak aparat dan paksi kraton belum diketahui.
Salah
satu anggota FKPM yang ditanya media ini tidak memberikan keterangan
yang jelas soal jumlah korban luka. "Aku belum tahu mas jumlah korban di
pihak kami," katanya saat massa aksi dan kepolisian melakukan negosiasi
ulang.
Setelah kericuhan, aksi damai dilanjutkan kembali di bawah pengawalan ketat aparat keamanan.
Memasuki Nol Kilo Meter
Tidak ada petugas lalu lintas mengatur kendaraan saat massa aksi memasuki nol kilo meter sebagai titik finish dari
aksi. Aparat keamanan hanya berpangku tangan menyaksikan kendaraan yang
hampir masuk secara bersamaan dari ke empat mata jalan.
Tak
hanya itu, di tempat massa aksi orasi, tepatnya di atas aspal terlihat
tulisan berbunyi "Tolak Kekerasan oleh Etnis Papua di Jogja".
Dalam
orasi-orasi yang disampaikan massa aksi dari AMP, menolak dengan tegas
hasil Pepera yang penuh dengan rekayasa dan menuntut penentuan nasib
sendiri bagi bangsa Papua Barat melalui referendum. (Mateus Ch. Auwe/MS)
Lihat foto-fotonya (KLIK)
SUMBER: majalahselangkah.com