Mobil Murah untuk Gaet Ayam Kampus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mobil murah
dengan harga di bawah Rp 100 juta di Jakarta langsung meroket.
Pemakainya bermacam-macam. Alasannya juga beragam, mulai dari keluarga
muda yang kasihan anak mereka diantar pakai sepeda motor, sampai pria
kaya yang membelikan mobil murah untuk menggaet perempuan idaman.
Hal itu setidaknya diakui FA, lelaki tua yang doyan 'ayam kampus'. Pengusaha perikanan bermozet Rp 400 juta sebulan ini mengakui sudah membeli sejumlah mobil murah untuk menggaet 'ayam kampus' (wanita muda yang masih kuliah,-red)
Kepada Warta Kota, pekan lalu, FA mengatakan, semua mobil murah ia beli secara tunai. Mobil-mobil itu dia pergunakan untuk umpan (pancingan) karena FA tak suka
dengan 'ayam kampus' yang dibayar. "Kalau ayam kampus yang dibayar
paling Rp 5 juta sampai Rp 10 juta sudah cukup. Tak ada seninya," kata
FA.
Dia mengaku lebih senang dengan 'ayam kampus' yang jual mahal.
Maksudnya, mahasiswi yang masih hijau, tetapi ketika dirayu dengan
berbagai benda mahal bisa luluh juga untuk diajak kencan. "Mahasiswi
seperti ini yang saya cari," kata FA terus terang sambil ngakak.
Dari pengalaman FA, jika memperoleh perempuan yang dia incar, pertama
ia belikan barang-barang kesukaannya mulai dari komestik, pakaian, dan
handphone. Jika masih belum tergaet, dia baru membelikan mobil murah.
"Biasanya setelah itu hatinya pasti luluh," ujar FA.
Tetapi, kalau masih belum luluh juga, kata FA, ada yang sampai diajak jalan-jalan ke luar negeri. "Tapi ada juga yang tidak luluh meski sudah saya belikan mobil murah
atau diajak jalan ke luar negeri. Saya tak akan memaksa. Saya mulai
mundur. Kalau begitu, ya mobil tetap milik dia, tak akan saya tarik. Tak
masalah lah, murah kok. Itu seninya," kata FA yang sudah berambut putih
ini. FA mengaku sudah lupa berapa banyak
mobil murah yang dia belikan untuk mahasiswi incarannya.
Kasihan anak
Lain lagi alasan Vita Cahyadi (33), membeli mobil murah bukan untuk gaya-gayaan. Dia kasihan dengan anaknya yang setiap hari kehujanan atau kepanasan naik motor dari rumah ke kampus, begitu pula sebaliknya. Vita pun memutuskan untuk menguras tabunganya lalu membeli Daihatsu Ayla seharga Rp 85 Juta.
Sementara Eko Agus Nugroho (35), seorang pegawai salah satu
kementerian yang berkantor di Jalan Gatot Soebroto juga mengambil
keputusan sama seperti Vita. Begitu mobil Toyota
Agya keluar, Eko segera membeli satu unit seharga Rp 106 juta secara
tunai. Toyota Agya itu tipe G dengan transmisi manual. "Saya beli
tunai," kata Eko kepada Warta Kota, ketika dihubungi, Sabtu (26/4) sore.
Padahal di rumah Eko sudah punya satu unit
Honda Jazz. "Saya beli Agya untuk istri. Soalnya kasihan istri saya
setiap hari bekerja ke Kelapa Gading pakai motor. Kalau hujan kan
kasihan," ujar Eko. Eko mengaku setiap hari pergi kerja sendiri pakai
Honda Jazz, sebab tak akan keburu apabila mengantar istrinya dulu ke
Kelapa Gading.
Tapi baru dua bulan dipakai, sang istri sudah menyerah. Tak tahan
dengan kemacetan di jalan menuju Kelapa Gading setiap pagi dan sore
hari. Istri Eko pun memilih kembali pakai motor. Makanya beberapa bulan
ini Toyota Agya miliknya mangkrak di garasi rumahnya di Cakung, Jakarta Timur. Baru dijalankan setiap akhir pekan.
Membanjirnya mobil murah di jalanan Jakarta sesuai dengan jumlah mobil yang laku terjual di produsen mobil murah seperti Daihatsu yang memproduksi Ayla dan Toyota yang mengeluarkan produk Agya.
Data yang diperoleh Warta Kota dari Astra Daihatsu Motor (ADM), dari Januari hingga Maret lalu produsen ini mencatat penjualan wholesales
sebesar 51.448 unit. Angka di kuartal pertama 2014 ini meningkat
sebesar 21,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013
yang hanya 42.197 unit.
Direktur Marketing
Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra beberapa waktu lalu dalam rilisnya
mengungkapkan, angka ini disumbang Gran Max yang mencatatkan kontribusi
sebesar 32,5 persen atau mencapai penjualan 16.726 unit, lalu MPV
Daihatsu All New Xenia sebanyak 13.413 unit atau berkontribusi sebesar
26,1 persen, dan Low Cost Green Car (LCGC) Daihatsu Ayla berkontribusi sebesar 12.147 unit atau berkontribusi 25,7 persen.
Sama seperti Ayla, Toyota Agya juga menjadi penopang penjualan Toyota
Astra Motor sehingga bisa melebihi target penjualan. Pada 2013 lalu,
Toyota menciptakan rekor baru, yakni menjual 430.000 unit. Salah satu
penunjangnya adalah mobil jenis subkompak kecil, yakni Toyota Agya,
Etios Valco, serta Yaris dan Prius.
Di segmen ini, Toyota menjual 48.850 unit atau tumbuh 75,6 persen
dibanding 2012 yang hanya 27.811 unit. Dari beberapa produk tersebut,
Toyota Agya adalah yang terbanyak terjual, yakni 22.376 unit. Bahkan
Direktur Pemasaran TAM Rahmat Samulo mengakui, LCGC Agya merupakan
tulang punggung bisnis
Toyota di Indonesia. Ia memprediksi penjualan Agya tahun ini bakal lebih
besar lagi. Rahmat memperkirakan akan terjual 5.000 unit Agya setiap
bulan. (Theo Yonathan Laturiuw)
BAGAIMANA OPINI ANDA ?