LIMA SOPIR HARDTOP YANG DIBUNUH OLEH PASUKAN TPN/OPM GOLIATH TABUNI ADALAH INTEL KOPASSUS BERPANGKAT PERWIRA By SPMNews Ndugu-Ndugu
Perang Gerilya
MULIA - (SPMNews) -- LIMA ORANG sopir mobil Hardtop dan seorang
pembantu mereka yang dibunuh oleh Pasukan TPN/OPM Pimpnan MajGen. TPN
PB Goliath Tabuni pada tanggal 12 Oktober 2004 lalu ketika mereka
sedang melintasi jalan trans Wamena-Mulia adalah anggota Intelijen
Kopassus berpangkat perwira. Mereka dibunuh berkat informasi penyamaran
mereka itu dibongkar oleh Intelijen Indonesia sendiri di Wamena Kota
yang menjual informasi itu kepada pihak TPN/OPM.
Pasukan Maj.
TPN PB Goliath Tabuni yang mengetahui informasi itu langsung menghadang
mereka, dan setelah diselidiki, ternyata mereka adalah Anggota Kopassus
berpangkat Perwira yang sedang melakukan penyamaran. Pasukan TPN/OPM
menemukan Kartu Anggota, Senjata dan ribuan butir peluru serta Bahan
Makanan yang mereka bawa dari Wamena sebagai logistik bagi Satgas Ban
II Kopassus yang bermarkas di Mulia, Puncak Jaya.
Utusan Gen.
Goliath Tabuni yang ditemui SPMNews Crew di Ilaga beberapa hari lalu
sangat terkejut ketika SPMNews menyodorkan Lembaran Berita yang di Copy
dari Website Departemen Pertahanan Rep. Indonesia
(http://www.dephan.go.id), yang menyebutkan bahwa mereka yang dibunuh
itu adalah Warga Sipil.
"Kami punya bukti! Kartu Anggota mereka
ada ditangan kami! Pada saat digeledah, ternyata mereka membawa
senjata, peluru dan Bahan Makanan untuk Satgas Ban II Kopassus yang ada
di Mulia. Rusli, Deni, Djafar, Triyono dan Ali itu hanya nama samaran
yang diberikan oleh TNI/POLRI dan Pemda Puncak Jaya kepada mayat-mayat
Kopassus itu dan disebarluaskan kepada publik melalui Pers." Jelas
utusan itu dengan nada marah.
Sampai berita ini diturunkan,
situasi di Puncak Jaya masih mencekam karena kejahatan dan kebuasan
TNI/POLRI terhadap warga sipil sulit dibendung. Ribuan warga sipil yang
mengungsi karena dikejar oleh TNI/POLRI masih tersebar di hutan-hutan
dan gunung-gunung. Mereka menderita karena kelaparan, keletihan dan
sakit karena diserang berbagai penyakit.
Selakipun demikian, Tim
Investigasi Puncak Jaya yang dibentuk untuk menyelidiki kasus tersebut
di lapangan belum mengumumkan hasil investigasi. Menurut mereka, hasil
itu tidak perlu diumumkan karena Gen. Goliath Tabuni adalah sosok
kanibal yang telah melanggar HAM Warga Non Papua yang ingin hidup aman
di atas Tanah Papua dengan membunuh warga sipil Non Papua, yakni 5
Orang Sopir Hardtop dan 1 Orang pelayan mereka.
Dari pantauan
SPMNews Crew, Tim Investigasi Puncak Jaya menyebar isu ini berdasarkan
petunjuk TNI/POLRI. Mereka juga sengaja mengelabui publik karena Dana
Investigasi sebesar Rp. 20 Juta sudah ludes ditangan Dorrus Wakum dari
Kontras Papua, Ferry Marisan dari Elsham Papua dan Henny Arobaya,
Anggota DPRD Provinsi Papua.
Elsham Papua secara lembaga membela
dan melindungi Ferry Marisan dari manipulasi Dana Investigasi dengan
membesar-besarkan penghargaan berupa Human Rights Awards dari Forum
Pasifik Selatan yang diterima Lembaga itu beberapa waktu lalu.
Direkturnya, Aloysius Renwarin, SH sempat tampil di Program Lensa Papua
yang disiarkan oleh TVRI ketika debat tentang penggelapan dana
investigasi semakin gencar di internet yang membuat dirinya berang dan
hampir memukul Jefrry Pagawak. Wawancaranya di TVRI ternyata sangat
ampuh karena publik di Tanah Papua berhasil dikelabui oleh Elsham
Papua. Rakyat Papua ramai membicarakan Award yang diterima Elsham
sedangkan kejahatannya dalam membela dan melindungi Aktivisnya yang
terbukti mencuri maupun tindakan berkarakter militeristik yang
didemonstrasikan secara langsung oleh Direktur-nya dilupakan begitu
saja. (KaOnAk)