Sumber :Jubi
Kondisi korban penikaman anggota Dewan Jayawijaya, Amos Asso di IGD RSUD Wamena - (Jubi/IST)
Wamena, Jubi – Dua oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Jayawijaya melakukan penikaman terhadap staf Sekretaris Dewan
DPRD Jayawijaya, Amos Asso akibat dipengaruhi minuman keras yang
dikonsumsi bersama-sama.
Kedua anggota dewan yang melakukan penikaman tersebut ialah Elia Elius Daby dari fraksi Pilamo dan Ketua Komisi A DPRD Jayawijaya, Herman Pabika.

Amos Asso yang merupakan korban penikaman saat ditemui wartawan, Jumat (27/3/2015) di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Wamena mengatakan, kejadian yang menimpa dirinya terjadi pada jam 11 atau jam setengah 12 malam di Mess DPRD Jayawijaya yang dilakukan kedua anggota DPRD Jayawijaya tersebut.
Menurut Amos Asso, kejadian tersebut berawal ketika dana hasil kredit milik mereka dari Bank BRI telah cair, sehingga mereka berdua meminjam kendaraan milik dirinya, dimana sebelumnya untuk persyaratan hingga pencairan dirinya juga memiliki kontribusi besar dalam mengurus persayaratan kredit.
Dikatakan, setelah mengambil uang di Bank, pelaku mengajak korban berkeliling kota dengan menggunakan mobil milik korban sambil mengkonsumsi minuman keras, dan setelah malam sekitar jam 11 mereka pulang ke rumah korban.
“Mereka atur srategis itu saya tidak tahu karena saya di dalam, habis itu tidak tanya-tanya langsung dong pukul saya, terus pukulnya itu bukan satu pihak tapi teman-teman anggota DPRD Jayawjaya juga ikut pukul saya akibatnya saya bengkak di kepala karena semua turun tangan dan yang pukul pertama itu Elia Alius Daby dan Herman Pabika dan yang satu OTK yang dong kasih naik di pasar baru,” jelas Amos.
Menurutnya, sebelum kejadian penikaman mereka bertiga telah membuat rencana dan memiliki niat untuk menikam korban.
“Jadi yang tikam saya itu antara tiga orang itu, dan saksi hidup mereka tiga itu. Dorang tikam saya dibanyak tempat tapi saya coba mengelak dan dorang tikam di paha baru saya jatuh dan langsung pingsan di tempat,” ungkap Amos.
Dikatakannya, Tuhan sangat luar biasa karena telah memberikan umur panjang kepada dirinya, dimana pihak keamanan dalam hal ini Kepolisisan telah menangkap 2 orang pelaku dan ditahan di Polres Jayawijaya sekaligus mengambil keterangan dari dirinya.
“Saya ditikam lalu dibawa langsung ke rumah sakit, cuma hanya satu kata yang saya sampaikan kepada mereka, teman-teman cukup saya yang dapat tikam, jangan sampai orang-orang saya datang buru teman-teman dapat tikam seperti saya jadi teman-teman hindari saya cukup saya mati,” kata Amos.
Dikatakannya, sebelum pingsan dan tidak sadarkan diri, dirinya telah menyampaikan pesan secara baik-baik kepada kepada Elia Daby dan Herman Pabika serta anak muda yang ikut bersama mereka.
Ketika ditanya tentang latar belakang masalah sehingga terjadi penikaman terhadap dirinya, Amos mengatakan, permasalahan yang sebenarnya ialah masalah pemekaran Kabupaten Okika, sehingga mereka melakukan penikaman terhadap dirinya.
“Kata-kata yang dong sampaikan tu begini kamu orang Assolokobal yang pimpin naik itu hatinya jahat, Nit (Kita) Okika ini bisa dapat cepat pemekaran tapi pemimpin dari Asolokobal jadi tertunda, terus yang kedua itu dong sampaikan, banyak hal yang kita mau bicara dan kita sakit hati pada umumnya orang Okika dong bilang begitu,” tegas Amos.
Untuk menetralkan emosi yang keluar dari pikiran mereka Amos mengatakan, dirinya telah menjelaskan kepada mereka bahwa posisi dirinya hanya sebagai staf sedangkan mereka berdua adalah DPRD Jayawijaya yang dapat langsung berhubungan dengan Bupati.
“Saya heran kenapa lampiaskan emosinya kepada saya padahal lembaga kerja itukan kerja dengan Bupati, tapi terimakasih nanti saya akan sampaikan kepada beliau supaya hal-hal ini akan seperti apa begitu,” jelas Amos.
Sementara itu Ketua DPRD Kabupaten Jayawijaya, Taufik Petrus Latuihamallo ketika dikonfirmasi menjelaskan, dirinya baru mendapatkan informasi tadi malam dan sempat marah namun pihaknya telah melanjutkan untuk diproses pidana.
“Dari informasi yang didapat dari badan kehormatan dewan, pelaku telah melaporkan diri ke pihak kepolisian sekaligus dengan barang bukti berupa alat tajam yang digunakan. Tapi selaku pimpinan kami tidak bisa campuri urusan pidana karena ini rana kepolisian,” ungkap Taufik.
Dijelaskan, permasalhan yang terjadi berkaitan dengan DPRD maka akan berkaitan dengan etika DPRD Jayawijaya, dan dirinya telah memerintahkan BK DPRD untuk melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi yang falid agar dapat mengambil keputusan yang final.
“Saya menganggap ini pelanggaran etika karena sudah terjadi tindak pidana, dan kami tiga pimpinan telah memerintahkan ketua BK dan sudah lakukan penyidikan untuk ditindaklanjuti,” kata Taufik.
Dijelaskan, jika terbukti akan dikenakan sangsi-sangsi baik yang tertulis dan jika dianggap berat maka akan direkomendasikan untuk di PAW dan hal ini merupakan konsekwensi yang berat tapi harus ditempuh karena menyangkut kredibilitas dewan.
“Saya sendiri malu dengan tindakan-tindakan ini, anggota dewan yang seharusnya menjadi panutan rakyat tetapi justru melakukan tindakan yang diluar kendali,” ungkap Taufik.
Ditambahkan, untuk kronologis kejadiannya belum diketahui pimpinan, namun dari informasi yang didapat bahwa kejadian tersebut diakibatkan mereka bertiga sedang mengkonsumsi minuman keras (mabuk) baik pelaku maupun korban, dan kejadiannya di Mess DPRD Jayawijaya.
“Motifnya apa kami belum tahu tapi dari informasi mereka tiga sama-sama mabuk,” ungkap Taufik. (Islami)
Kedua anggota dewan yang melakukan penikaman tersebut ialah Elia Elius Daby dari fraksi Pilamo dan Ketua Komisi A DPRD Jayawijaya, Herman Pabika.
Amos Asso yang merupakan korban penikaman saat ditemui wartawan, Jumat (27/3/2015) di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Wamena mengatakan, kejadian yang menimpa dirinya terjadi pada jam 11 atau jam setengah 12 malam di Mess DPRD Jayawijaya yang dilakukan kedua anggota DPRD Jayawijaya tersebut.
Menurut Amos Asso, kejadian tersebut berawal ketika dana hasil kredit milik mereka dari Bank BRI telah cair, sehingga mereka berdua meminjam kendaraan milik dirinya, dimana sebelumnya untuk persyaratan hingga pencairan dirinya juga memiliki kontribusi besar dalam mengurus persayaratan kredit.
Dikatakan, setelah mengambil uang di Bank, pelaku mengajak korban berkeliling kota dengan menggunakan mobil milik korban sambil mengkonsumsi minuman keras, dan setelah malam sekitar jam 11 mereka pulang ke rumah korban.
“Mereka atur srategis itu saya tidak tahu karena saya di dalam, habis itu tidak tanya-tanya langsung dong pukul saya, terus pukulnya itu bukan satu pihak tapi teman-teman anggota DPRD Jayawjaya juga ikut pukul saya akibatnya saya bengkak di kepala karena semua turun tangan dan yang pukul pertama itu Elia Alius Daby dan Herman Pabika dan yang satu OTK yang dong kasih naik di pasar baru,” jelas Amos.
Menurutnya, sebelum kejadian penikaman mereka bertiga telah membuat rencana dan memiliki niat untuk menikam korban.
“Jadi yang tikam saya itu antara tiga orang itu, dan saksi hidup mereka tiga itu. Dorang tikam saya dibanyak tempat tapi saya coba mengelak dan dorang tikam di paha baru saya jatuh dan langsung pingsan di tempat,” ungkap Amos.
Dikatakannya, Tuhan sangat luar biasa karena telah memberikan umur panjang kepada dirinya, dimana pihak keamanan dalam hal ini Kepolisisan telah menangkap 2 orang pelaku dan ditahan di Polres Jayawijaya sekaligus mengambil keterangan dari dirinya.
“Saya ditikam lalu dibawa langsung ke rumah sakit, cuma hanya satu kata yang saya sampaikan kepada mereka, teman-teman cukup saya yang dapat tikam, jangan sampai orang-orang saya datang buru teman-teman dapat tikam seperti saya jadi teman-teman hindari saya cukup saya mati,” kata Amos.
Dikatakannya, sebelum pingsan dan tidak sadarkan diri, dirinya telah menyampaikan pesan secara baik-baik kepada kepada Elia Daby dan Herman Pabika serta anak muda yang ikut bersama mereka.
Ketika ditanya tentang latar belakang masalah sehingga terjadi penikaman terhadap dirinya, Amos mengatakan, permasalahan yang sebenarnya ialah masalah pemekaran Kabupaten Okika, sehingga mereka melakukan penikaman terhadap dirinya.
“Kata-kata yang dong sampaikan tu begini kamu orang Assolokobal yang pimpin naik itu hatinya jahat, Nit (Kita) Okika ini bisa dapat cepat pemekaran tapi pemimpin dari Asolokobal jadi tertunda, terus yang kedua itu dong sampaikan, banyak hal yang kita mau bicara dan kita sakit hati pada umumnya orang Okika dong bilang begitu,” tegas Amos.
Untuk menetralkan emosi yang keluar dari pikiran mereka Amos mengatakan, dirinya telah menjelaskan kepada mereka bahwa posisi dirinya hanya sebagai staf sedangkan mereka berdua adalah DPRD Jayawijaya yang dapat langsung berhubungan dengan Bupati.
“Saya heran kenapa lampiaskan emosinya kepada saya padahal lembaga kerja itukan kerja dengan Bupati, tapi terimakasih nanti saya akan sampaikan kepada beliau supaya hal-hal ini akan seperti apa begitu,” jelas Amos.
Sementara itu Ketua DPRD Kabupaten Jayawijaya, Taufik Petrus Latuihamallo ketika dikonfirmasi menjelaskan, dirinya baru mendapatkan informasi tadi malam dan sempat marah namun pihaknya telah melanjutkan untuk diproses pidana.
“Dari informasi yang didapat dari badan kehormatan dewan, pelaku telah melaporkan diri ke pihak kepolisian sekaligus dengan barang bukti berupa alat tajam yang digunakan. Tapi selaku pimpinan kami tidak bisa campuri urusan pidana karena ini rana kepolisian,” ungkap Taufik.
Dijelaskan, permasalhan yang terjadi berkaitan dengan DPRD maka akan berkaitan dengan etika DPRD Jayawijaya, dan dirinya telah memerintahkan BK DPRD untuk melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi yang falid agar dapat mengambil keputusan yang final.
“Saya menganggap ini pelanggaran etika karena sudah terjadi tindak pidana, dan kami tiga pimpinan telah memerintahkan ketua BK dan sudah lakukan penyidikan untuk ditindaklanjuti,” kata Taufik.
Dijelaskan, jika terbukti akan dikenakan sangsi-sangsi baik yang tertulis dan jika dianggap berat maka akan direkomendasikan untuk di PAW dan hal ini merupakan konsekwensi yang berat tapi harus ditempuh karena menyangkut kredibilitas dewan.
“Saya sendiri malu dengan tindakan-tindakan ini, anggota dewan yang seharusnya menjadi panutan rakyat tetapi justru melakukan tindakan yang diluar kendali,” ungkap Taufik.
Ditambahkan, untuk kronologis kejadiannya belum diketahui pimpinan, namun dari informasi yang didapat bahwa kejadian tersebut diakibatkan mereka bertiga sedang mengkonsumsi minuman keras (mabuk) baik pelaku maupun korban, dan kejadiannya di Mess DPRD Jayawijaya.
“Motifnya apa kami belum tahu tapi dari informasi mereka tiga sama-sama mabuk,” ungkap Taufik. (Islami)