ENDEN WANIMBO: KAMI TAK AKAN BERHENTI BERJUANG
Wamena, 8/8 (Jubi) – Penanggung jawab kejadian penembakkan
anggota polisi di Kabupaten Lanny Jaya, Enden Wanimbo menyatakan semua
aksi yang dilakukan belakang ini murni dilakukan untuk gerakan Papua
merdeka.
“Komando TPN OPM itu menyangkut pembangunan, keamanan kami tidak
tahu, kami berjuang untuk kemerdekaan dan itu harga mati. Jadi kalau
berita atau informasi yang kami terima menyangkut kalau Enden yang
membuat Lanny Jaya (tim pemekaran) tidak terima uang 2 miliar rupiah itu
sehingga melawan pemerintah itu berita omong kosong,” kata Enden kepada
media ini, Jumat (8/8).
Dikatakan, aksi yang dilakukan bersama kelompoknya karena panggilan
Tuhan bukan karena maksud lain atau kepentingan tertentu. “Saya tidak
punya ambisi, kepentingan apapun dan saya juga tidak pernah kecewa, saya
dipanggil Tuhan kerja untuk negeri ini, kami tidak urus pembangunan,
pemekaran atau meminta apapun dari pemerintah, tidak,” tegasnya.
“Tuhan memangil kami untuk merebut Papua Barat, gerakan akan terus
dilakukan sampai papua merdeka, saya tidak pastikan akan berakhir atau
aman,” katanya. Disingung sampai kapan aksinya akan dilakukan melihat banyaknya
masyarakat yang memilih mengungsi karena takut, kembali dirinya dengan
tegas tidak akan berhenti hingga Papua Merdeka. “Yang menyangkut otsus
atau pemekaran daerah kami tidak tahu, kami berjuang untuk Papua
Merdeka, itu baru aman,” tandasnya.
Terkait himbauan dari pihak keamanan agar dirinya bersama kelompoknya
menyerahkan diri hingga batas akhir Jumat (8/8), dirinya tidak tahu
mengenai itu dan tidak akan menyerahkan diri. Sementara itu, sekretaris tim pemekaaran Lanny Jaya, Agus Howay
ketika dihubungi wartawan di Wamena menyayangkan kejadian-kejadian yang
terjadi di Lanny Jaya belakang ini. Pasalnya, tim pemekaran berjuang
agar Lanny Jaya terbentuk adalah untuk mensejahterakan masyarakat.
“Kalau dengan situasi yang terjadi belakangan ini terkait keamanan,
jelas kami kecewa. Tetapi perjuangan ini kami lakukan agar masyarakat
yang berada di balik-balik gunung, dapat merasakan pembangunan dan
pelayanan pemerintah,” ungkap Agus Howay.
Diakui Agus, pemekaran Lanny Jaya penuh dengan perjuangan di mana
selama delapan tahun lamanya baru ditetapkan sebagai kabupaten
definitif. Maka dari itu, hal itu jelas sangat mengecewakan tim
pemekaran.
“Dalam hal ini saya tidak bisa mempersalahkan pemerintah atau pelaku
kekerasan, tetapi salah satu langkah yaitu semua pihak harus duduk
bersama mencari tahu kira-kira kesalahan ada di mana, persoalan
mendasarnya seperti apa sehingga terjadi berbagai kejadian,” tegasnya.
Ditegaskan pula, jika kejadian di Lanny Jaya murni untuk Papua
merdeka, maka hal ini menjadi persoalan besar, tetapi kalau muncul
karena kekecewaan alternatifnya harus duduk bicara bersama seperti apa
yang terbaik.
“Harapan kami selaku tim pemekaran persoalan seperti ini harus segera
diatasi, supaya perjuangan untuk memekarkan Lanny Jaya agar
mensejahterakan masyarakat dapat terwujud,” tandas Agus. (Jubi/Islami)