Ramses Wali: Pro Kontra Kaukus Parlemen Inggris
SIKAP : Ketua Umum Barisan Merah Putih, Ramses Ohee ketika
menandatangani pernyataan sikap menolak pelaksanaan Kaukus Parlemen
Inggris, Senin (13/10) kemarin dikediamannya
JAYAPURA (PAPOS) –Komponen masyarakat Papua peduli NKRI, menolak
dengan tegas pelaksanaan Kaucus Parlemen Inggris untuk perjuangan Papua
Merdeka pada (15/10), dan rencana unjuk rasa pada 15-17 Oktober yang
dinilai mengarah pada disintegrasi bangsa.
Pernyataan sikap ini disampaikan Ketua Umum Barisan Merah Putih,
Ramses Ohee, dihadapan ratusan masyarakat, Tokoh masyarakat, pemuda dan
mahasiswa maupun puluhan anggota TNI yang hadir di kediamannya, Senin
(13/10) kemarin. Sementara itu, komponen masyarakat lainnya menyatakan
sikap yang berbeda. Mereka mendukung peluncuran parlemen internasional
untuk Papua Barat di London Inggris dengan akan menggelar aksi dukungan
moril ke DPRP, yang direncanakan akan dilaksanakan, Kamis (16/10).
Pernyataan dukungan ini, terungkap dalam talk show Review Pepera 1969
di aula STT IS Kijne Abepura, Senin (13/10) kemarin, yang dipadati
ratusan pemuda, mahasiswa, serta masyarakat umum maupun saksi
pelaksanaan Pepera 1969.
Komponen masyarakat ini menamakan diri Panitia Nasional Papua Barat
untuk IPWP (International Parlement for West Papua) juga menggelar
pamflet pernyataan sikap yang ditempel di depan masyarakat, pemuda, yang
memadati aula tersebut.(berita lengkapnya baca di hal 4).
Komponen masyarakat Papua peduli NKRI merasa prihatin, perkembangan
situasi di wilayah Papua saat ini, karena masih ada saudara-saudara yang
mempersoalkan dan mengangkat kembali masalah Pepera tahun 1969 yang
sudah final di PBB dan Papua sah merupakan bagian tidak terpisahkan dari
NKRI.
“Upaya-upaya untuk memperjuangkan Papua lepas dari NKRI oleh gerakan
separatis Papua Merdeka dengan cara menimbulkan gejolak sosial politik
yang dilaksanakan pada 15/17 Oktober merupakan pengingkaran dan
pengkhianatan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegas Ramses
Ohee yang juga adalah salah satu pelaku sejarah pejuang Pepera ini.
Untuk itu, lanjutnya, komponen masyarakat Papua peduli NKRI yang
terdiri dari Barisan Merah Putih, Ondoafi, Ondofolo, Kepala Suku,
Organisasi Keluarga Besar TNI/POLRI, Pejuang Trikora, Menwa, Pramuika,
Tomas, Todat, Toga, Toper, PKRI, Masyarakat Adat, Paguyuban, GM Trikora,
FKPPPIP menghimbau masyarakat agar tidak terprovokasi dan terpengaruh
serta tidak mengikuti ajakan SMS gelap maupun selebaran-selebaran yang
disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Hal ini terkait dengan rencana unjuk rasa yang mengarah pada
disintegrasi bangsa pada tanggal 15 dan 17 Oktober. “Kami meminta kepada
Gubernur, Ketua DPRP dan Ketua MRP untuk menyampaikan penolakan secara
tegas terhadap pelaksanaan Caucus Parlemen di Inggris untuk perjuangan
Papua Merdeka, karena Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
Indonesia dan negara lain tidak boleh ikut campur,” kata Ramses Ohee
menegaskan.
Selain itu, meminta agar eksekutif segera mensosialisasikan PP 77
tahun 2007 tentang lambang daerah, agar masyarakat di Papua mengerti
tentang pelarangan pengibaran bendera Bintang Kejora, lagu Hai Tanahku
Papua dan lambang burung Mambruk yang selama ini dipakai kelompok
separatis Papua merdeka, karena sebagai bangsa Indonesia mereka sudah
mempunyai bendera Merah Putih, lambang burung Garuda dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
Sosialisasi ini perlu agar tidak terulang kembali kasus pembakaran PP
77 oleh DAP di depan kantor DPRP. Pihaknya juga meminta kepada aparat
keamanan mengambil langkah-langkah tegas sesuai hukum yang berlaku
terhadap gerakan separatis di Papua sehingga tidak mengganggu dan
menghambat pembangunan di Papua yang sedang melaksanakan Otsus.
Terakhir, pihaknya juga meminta kepada Gubernur, DPRP dan MRP segera
menyelesaikan Perdasi/Perdasus yang merupakan penjabaran UU Otsus
sebelum berakhir masa jabatan DPRP periode 2004/2009. (frida)
Ditulis Oleh: Frida/Papos Selasa, 14 Oktober 2008