Papua, Wilayah yang Penuh Ancaman
Perayaan ibadah peringatan 1 Desember 1961, yang disebut-sebut Hari
Kemerdekaan Papua Barat, berlangsung di Taman Peringatan Kemerdekaan dan
Pelanggaran Hak Asazi Manusia, di Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin
(1/12). Acara ini diwarnai dengan hadirnya puluhan Bendera Bintang
Kejora kecil yang dikibar-kibarkan warga seusai ibadah.
[JAYAPURA] Papua, tanah yang penuh ancaman, karena sampai saat ini
ribuan orang Papua hidup dalam ketakutan, 4.000 di antaranya meninggal
dunia karena menderita HIV/Aids, bahkan tidak sedikit yang tewas karena
kecelakaan lalu lintas, dibunuh, dan menderita berbagai sebab hingga
menemui ajalnya. Padahal, jumlah penduduk asli Papua hanya sekitar 1
juta orang.
Hal itu disampaikan Sekretaris Presidium Dewan Papua (PDP) Thaha Al
Hamid, ketika menyampaikan pidato politiknya pada peringatan hari ulang
yang disebut sebagai Tahun Kemerdekaan Papua Ke- 47, Senin, (1/12) di
Taman Peringatan Kemerdekaan dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Papua, di
Sentani, Jayapura, Papua. Taman tersebut adalah area pemakaman Ketua
PDP, Theys Hiyo Eluay yang meninggal dunia karena tindakan kekerasan
aparat TNI tanggal 10 November 2001 di Jayapura.
Thaha Al Hamid mengakui dengan kondisi yang ada merupakan indikasi
bahwa masyarakat asli Papua sedang menuju pada proses pemusnahan. Oleh
karena itu, melalui perayaan tersebut, pihaknya mengajak seluruh rakyat
Papua untuk merenungkan hal itu.
“Sejak integrasi ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1 Mei
1963, orang Papua selalu termarginalkan. Mereka hanya menjadi penonton
dalam pembangunan. Dalam bidang ekonomi misalnya, mereka hanya berjualan
di emperen pasar atau duduk berjualan di atas tanah,” tegas Thaha.
[GAB/154]
SP Daily