KNPB Se-Pengunungan Membantah Pernyataan Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Dalam Pertemuan Dengan Media Aljazeera.
Wamena-KNPBNews, Polda
Papua telah menerima tiga Jurnalis asing dari media Aljazeera, selasa
(25/11/2014), cepos Edisi Rabu (26/11/2014, kedatangan tiga jurnalis
asing tersebut untuk melihat secara langsung kondisi Papua, namun
kedatangan mereka di terima oleh penjaja sendiri, dalam pertemuan ini
Kabidhumas Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono menjelaskan
kepada tiga jurnalis asing bahwa “ Papua sangat maju dibandingkan
ketika masih Zaman penjajahan Belanda, yang mana sekarang sudah ada
dokter, doctor maupun professor yang di sadang orang Papua.”
Foto Pertemuan Antara Polda Papua dan Media Aljazeera
Komite nasional Papua Barat (KNPB)
wilayah pengunungan (Lapago) membantah” pernyataan Polda Papua melalui
Kabidhumas Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono; sebaliknya dari
pernyataan diatas karena zaman Belanda orang Papua di persiapkan secara
luar biasa dalam waktu yang singkat, waktu itu sudah ada orang Papua
yang menjadi dokter, suster, tentara angkatan laut, darat dan udara,
sudah ada yang ahli reparasi radio, ahli geology, dan sebagainya.
Pada saat Zaman Belanda, orang Papua
tidak pernah dibunuh, ditembak oleh tentara Belanda, Belanda di
perlakukan manusia Papua sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang mulia,
dihargai, dihormati, bahkan dipersiapkan untuk menjadikan sebuah Negara
merdeka dengan perangkat Negara lengkap yaitu nama Negara West Papua,
lambang Negara Mambruk, Bendera Negara Bintang Fajar, Lagu Kebangsaan
Hai Tanahku Papua.
Namun Indonesia datang ke Papua untuk
memusnakan semua yang dipersiapkan Belanda, yaitu melalui operasi
militer, besar-besaran di Papua, “ Bubarkan Negara Boneka, buatan
Belanda” selama pemerintah Indonesia berkuasa di Papua, orang Papua
mengalami pembunuhan, penembakan, pemenjaraan, penculikan, pemerkosaan,
bahkan pemusnahan etnis Melanesia.
Polda Papua silahkan menutupi kebenaran
dan fakta, apa yang terjadi diatas tanah Papua tetapi ingat bahwa dunia
tahu apa yang anda lakukan di tanah Papua, bauh busuk menyembunyikan
dengan cara apapun tetap akan tercium oleh orang lain, dan ““Komunitas
internasional telah mengetahui apa yang anda kerjakan, bukan apa yang
anda katakana.”
Komite Nasional Papua Barat sebagai
media nasional bangsa Papua, mendesak kepada pengacara internasional
melalui ILWP dan PBB segera mengadili Indonesia, America dan Belanda
atas pencablokan Papua Barat ke Indonesia. Pencuri datang untuk mencuri,
pencuri tidak akan pernah mengaku perbuatannya, kecuali ditangkap dan
diadili.