Welcome to La Pago ★ Heart of Papua ★ Voice of the Free Papua Central Highlands Region of Papua ★ Perjuangan Melawan Antara Tipu dan Benar, Benar Melawan Tipu".
Headlines News :
Home » , , » ANGGOTA HIMPPAR SIAP MEMPERSEMBAHKAN TARIAN ADAT KOLABORASI LA PAGO DAN MEE PAGO PADA PSBI UKSW 2014

ANGGOTA HIMPPAR SIAP MEMPERSEMBAHKAN TARIAN ADAT KOLABORASI LA PAGO DAN MEE PAGO PADA PSBI UKSW 2014

ANGGOTA HIMPPAR SIAP MEMPERSEMBAHKAN TARIAN ADAT KOLABORASI LA PAGO DAN MEE PAGO PADA PSBI UKSW 2014

Salatiga-Komnews, Rapat anggota Himppar terbatas dilakukan di kontrakan Jayawijaya, Jl Cungkup Salatiga, Minggu (23/03/14) membahas rencana Pentas Seni Budaya Indonesia (PSBI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga bulan april mendatang. Kegiatan PSBI merupakan Program tahunan yang selalu diselenggarakan oleh UKSW sebagai bentuk pelestarian Budaya Indonesia dan juga mengangkat citra “Indonesia Mini” di kota Salatiga. Untuk kegiatan ini,  putra-putri Papua yang berstudi di UKSW juga diminta untuk menampilkan dan memperkenalkan budaya Papua. 

Gasfer Tabuni, S.Si, selaku sekertaris Himppar mengawali pertemuan tersebut mengatakan “ dari tahun ketahun, tarian adat Papua yang ditampilkan hanya itu-itu saja (Yosim pancar, Kontemporer, Pangkur sagu dan Balada Cenderawasih) untuk itu pada tahun 2014 kita diminta untuk menampilkan tarian Papua yang lainnya. Papua terkenal dengan kekayaan seni budaya sehingga perlu untuk mengangkat hal lain yang belum pernah ditampilkan dalam PSBI sebelumnya, agar orang luar mendapatkan pengetahuan baru dari Papua,” katanya. 

Untuk PSBI kali ini BPH Himppar meminta anggotanya untuk mempersembahkan tarian kolaborasi dari daerah Pegunungan Papua (gabungan dari tarian wilayah adat La Pago dan Mee Pago). Dengan demikian, berdasarkan kesepakatan forum, yang akan ditampilkan adalah tarian atraksi perang-perangan. Konsep dan narasi akan disiapkan oleh Melkior N.N Sitokdana, S.Kom. Menurut Melkior, “ kita belum sadar bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi didunia berkembang pesat karena adanya perang. Artinya perang mengandung nilai-nilai positif sehingga momen ini kita akan menyampaikan sisi positif dari perang bagi orang Papua. Yang perlu dicatat bahwa sejak dulu kala perang tidak dilakukan antar suku tetapi antar daerah/kampung dalam satu suku. Itupun dilakukan untuk mempertahankan nilai kebenaran yang diturunkan oleh sang pencipta manusia Papua. Jika sekarang ada perang suku, maka itu buatan orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi sekali lagi, perang suku yang sekarang terjadi adalah permainan pihak tertentu, bukan murni perang untuk kebaikan seperti dulu kala. 

Selain itu, disela-sela pertemuan tersebut disepakati bahwa akan diadakan Malam Keakraban mahasiswa wilayah adat La Pago dan Mee Pago. Tujuannya adalah untuk mempererat ikatan kekerabatan serta membentuk rasa kepercayaan diri dan juga kemampuan-kemampuan lainnya yang diperlukan untuk menghadapi berbagai persoalan yang terjadi dikalangan orang Papua sendiri. “ Adanya isu dan hal-hal senstitif yang tidak bisa dibicarakan secara langsung karena muncul begitu banyak tanggapan bahkan stigma negatif sehingga kita harus mampu berdiri dan memperbaiki diri sendiri sebelum nanti harus berbaur dan bersaing secara merata dalam kehidupan sosial khususnya diantara orang Papua sendiri. Pada momen tersebut dilakukan diskusi unuk mengetahui dan mengenal Papua secara lebih dalam untuk membangkitkan nasionalisme orang Papua seperti yang diajarkan Almarhum Arnol Ap,” ujar Melkior Sitokdana.

Saat kesempatan itu juga, untuk bursa Ketua HIMPPAR Periode 2014-2016, mahasiswa Lapago dan Meepago sepakat mendukung Markus Kalakmabin untuk bertarung bersama kandidat lainnya. Hal ini dilakukan karena dalam waktu dekat, setelah LKTD akan dilakukan pergantian BPH Himppar. Hal ini dilakukan karena beberapa tahun terakhir berbagai persoalan sili berganti menghantui mahasiswa Papua, antara lain: sekertariat organisasi Himppar selama ini adalah milik GKI Papua sehingga beberapa bulan lalu meminta BPH untuk mencari sekertariat baru, belum berjalannya fungsi organisasi, ketidakaktifan anggota dalam berorganisasi, berbagai persoalan juga timbul akibat miras, sewa motor,dsb. Untuk itu, dibutuhkan pemimpin yang benar-benar punya hati dan mau bekerja untuk membangkitkan semangat berorganisasi dan persatuan antara mahasiswa Papua. (Holak Reyni Wabdaron)
 photo aktifmenulis_zps397205a9.jpg
Share this post :